Kursi atau Salib?

Kursi dan salib adalah berasal dari bahan yang sama, yaitu kayu. Tapi fungsinya sudah jauh berbeda, bahkan tidak ada kedekatan satu sama lain. Kursi adalah tempat kita untuk duduk dengan santai, sementara salib adalah tempat seseorang untuk menjalani hukuman di masa dulu. Kursi sebuah benda yang berharga dan dicari-cari, sementara salib adalah sebuah benda yang dihindari. Sepintas, tidak ada hubungan satu dengan yang lainnya. Meskipun tidak ada tautan, tapi dalam hidup bergereja, ada banyak hal yang pantas kita renungkan dari kedua benda tersebut.
Kursi identik dengan orang yang duduk.. atau kita sebut itu kedudukan. Itu makanya ada sebutan Kursi 1 atau Kursi 2 dan itu pantas diperrebutkan. Sampai-sampai banyak orang yang tidak memperdulikan apakah yang dia lakukan itu masih sesuai dengan Firman Tuhan atau tidak, yang penting "duduk" di kursi. Walaupun kadang itu di sebut kursi panas, tapi banyak orang yang tidak segan-segan saling sikut menyikut berjuang

Matius

Injil Matius ditulis oleh seorang Yahudi yang pada masa itu sedang menduduki suatu jabatan yang cukup tinggi sebagai pemungut cukai bagi pemerintahan Romawi. Kemudian Yesus berkata kepadanya: Ikutlah Aku. Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia (Matius 9:9)
Matius menyatakan tujuan penulisan Injilnya dalam kalimat pertama kitabnya: Inilah silsilah Yesus Kristus, anak (keturunan) Daud, anak Abraham (Matius 1:1). Gelar Anak Daud dan Anak Abraham ditemukan 10 kali dalam Injil Matius. Anak Daud menunjukkan Kristus sebagai Mesias-Raja yang telah dinubuatkan oleh para nabi, sedangkan Anak Abraham menjelaskan hubungan Yesus dengan perjanjian yang Allah telah buat dengan Abraham: Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat (Kejadian 12:3; 17:7; II Samuel 7:8-17). Tuhan Yesus menegaskan penggenapan nubuatan ini kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, kataNya: Jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia (Mesias), kamu akan mati dalam dosamu...... Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. ..... Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu mengasihi Aku........namun Iblislah yang

Markus


Nama Yohanes (Kisah 12:12) dari Yohanes Markus menunjukkan warisan Yahudinya, namun nama Markus, warisan Latinnya (Kolose 4:10) menunjukkan kewargaan Romawinya. Ia bukan tergolong salah satu dari ke dua belas rasul, melainkan ia adalah seorang pemuda yang percaya kepada Kristus yang tinggal di Yerusalem. Maria, ibunya juga adalah seorang yang percaya dan jemaat abad pertama sering menggunakan rumahnya sebagai tepat berkumpul.
Tujuan utama penulisan Injil Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak Allah, dan Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat. Dalam Injil Markus, Yesus dijelaskan lebih dari sekedar seorang Manusia yang agung, sebagaimana dijelaskan dalam kalimat pertama Inji itu: Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1). Ini merupakan ajakan kepada dunia untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Sumber yang dapat memberikan kehidupan kekal. Markus melakukan hal yang sama dengan menunjukkan bagaimanaYesus mendemonstasikan kekuasaanNya atas

Markus


Nama Yohanes (Kisah 12:12) dari Yohanes Markus menunjukkan warisan Yahudinya, namun nama Markus, warisan Latinnya (Kolose 4:10) menunjukkan kewargaan Romawinya. Ia bukan tergolong salah satu dari ke dua belas rasul, melainkan ia adalah seorang pemuda yang percaya kepada Kristus yang tinggal di Yerusalem. Maria, ibunya juga adalah seorang yang percaya dan jemaat abad pertama sering menggunakan rumahnya sebagai tepat berkumpul.
Tujuan utama penulisan Injil Markus adalah untuk menyatakan Yesus sebagai Anak Manusia, Anak Allah, dan Juruselamat setiap orang yang percaya dan bertobat. Dalam Injil Markus, Yesus dijelaskan lebih dari sekedar seorang Manusia yang agung, sebagaimana dijelaskan dalam kalimat pertama Inji itu: Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (Markus 1:1). Ini merupakan ajakan kepada dunia untuk menerima Yesus sebagai satu-satunya Sumber yang dapat memberikan kehidupan kekal. Markus melakukan hal yang sama dengan menunjukkan bagaimanaYesus mendemonstasikan kekuasaanNya atas

Lukas


Lukas adalah seorang penulis dari bangsa kafir yang menulis kitab ini dan juga kitab Kisah Para Rasul. Kitabnya ditujukan kepada seorang Yunani yang bernama Teopilus, yang berarti “Sahabat Allah.” Walaupun Lukas tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul namun ia adalah rekan Paulus yang sangat dekat ketika mereka mengadakan perjalanan pengabaran Injil. Lukas juga dikenal sebagai tabib yang kekasih (Kolose 4:14; lihat Kisah 16:10; 20:6; II Timotius 4:11; Filemon 1:24).
Lukas memberitakan suatu Injil yang universal yang diterimanya lewat pemberitaan oleh malaikat yang berkata: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan berita kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Lukas 2:10). Simeon memangku bayi Yesus dan menatangNya sambil memuji Allah, katanya: Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu (Lukas 2:26-28). Ia menjelaskan Yesus yang adalah lebih dari sekedar menjadi Mesias bagi umat Yahudi. Ia mengutip perkataan nabi Yesaya yang menjelaskan mengenai hubunganYesus dengan

Lukas


Lukas adalah seorang penulis dari bangsa kafir yang menulis kitab ini dan juga kitab Kisah Para Rasul. Kitabnya ditujukan kepada seorang Yunani yang bernama Teopilus, yang berarti “Sahabat Allah.” Walaupun Lukas tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul namun ia adalah rekan Paulus yang sangat dekat ketika mereka mengadakan perjalanan pengabaran Injil. Lukas juga dikenal sebagai tabib yang kekasih (Kolose 4:14; lihat Kisah 16:10; 20:6; II Timotius 4:11; Filemon 1:24).
Lukas memberitakan suatu Injil yang universal yang diterimanya lewat pemberitaan oleh malaikat yang berkata: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan berita kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa (Lukas 2:10). Simeon memangku bayi Yesus dan menatangNya sambil memuji Allah, katanya: Sekarang, Tuhan, biarkanlah hambaMu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firmanMu (Lukas 2:26-28). Ia menjelaskan Yesus yang adalah lebih dari sekedar menjadi Mesias bagi umat Yahudi. Ia mengutip perkataan nabi Yesaya yang menjelaskan mengenai hubunganYesus dengan

Yohanes


Injil Yohanes menjelaskan sifat, maksud serta tujuan Yesus Kristus yang sebenarnya sebagai Manusia dan Allah yang sempurna dalam menciptakan segala sesuatu. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah kalimat pertama yang berbunyi: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1).
Di dalam Kitab Kejadian kita membaca: Pada mulanya Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus) menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1); dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Yohanes 1:2); dan juga kita membaca berfirmanlah Allah: Jadilah terang (Yohanes 1:3). Kemudian kembali Allah berfirman: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Yohanes 1:26).
Pada saat Firman Allah diucapkan maka jadilah dunia; dan sampai sekarangpun Ia menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan (Ibrani 1:3). Allah pertama kali menyatakan DiriNya kepada ciptaanNya melalui Firman yang diucapkanNya kepada Adam dan Hawa di taman Eden. Kemudian,

Yohanes


Injil Yohanes menjelaskan sifat, maksud serta tujuan Yesus Kristus yang sebenarnya sebagai Manusia dan Allah yang sempurna dalam menciptakan segala sesuatu. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah kalimat pertama yang berbunyi: Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1:1).
Di dalam Kitab Kejadian kita membaca: Pada mulanya Allah (Bapa, Anak dan Roh Kudus) menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1); dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Yohanes 1:2); dan juga kita membaca berfirmanlah Allah: Jadilah terang (Yohanes 1:3). Kemudian kembali Allah berfirman: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (Yohanes 1:26).
Pada saat Firman Allah diucapkan maka jadilah dunia; dan sampai sekarangpun Ia menopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan (Ibrani 1:3). Allah pertama kali menyatakan DiriNya kepada ciptaanNya melalui Firman yang diucapkanNya kepada Adam dan Hawa di taman Eden. Kemudian,

Kisah Para Rasul


Kitab Kisah Para Rasul merupakan lanjutan dari Injil Lukas yang ditulis oleh seorang kafir yang dikenal sebagai tabib Lukas yang kekasih (Kolose 4:14). Tulisannya ini ditujukan kepada Teopilus, yang juga adalah orang kafir. Kitab ini mencatat pekerjaan-pekerjaan Roh Kudus yang Ia laksanakan melalui beberapa dari para rasul dan orang-orang percaya yang lain dalam membangun GerejaNya di wilayah Kerajaan Romawi sejak dari peristiwa Kenaikan Kristus sampai kepada pemenjaraan Paulus di Roma.
Lukas disebut sebagai salah satu dari rekan sekerja Paulus (Filemon 1:24), dan satu-satunya orang yang menyertainya selama hari-hari terakhir pemenjaraan Paulus di mana ia menulis suratnya yang terakhir yang ditujukan kepada Timotius (II Timotius 4:11).
Di dalam ayat pertama dari Kisah Para Rasul, Lukas mengingatkan Teopilus mengenai tulisannya sebelumnya

Roma


Rasul Paulus belum pernah mengunjungi jemaat di Roma ketika ia menulis surat ini. Surat ini ditulisnya dari Korintus dalam perjalanan pengabaran Injil yang ketiga. Surat ini banyak mengungkap mengenai pokok-pokok penting menyangkut kehidupan Kristen:
Fasal 1 – 3 mengemukakan bahwa Allah adalah benar dan bahwa murka Allah nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman (Roma 1:17-18). Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa (Roma 3:20). Ini menunjukkan bahwa baik orang Yahudi maupun kafir telah berdosa di hadapan Allah dan tak mampu dengan usaha kemampuannya sendiri untuk diperdamaikan dengan Dia: Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: Tidak ada yang benar, seorangpun tidak (Roma 3:9-10).
Fasal 4 – 5 menjelaskan bahwa Allah yang benar itu telah menyediakan jalan bagi setiap orang untuk

I Korintus


Karena kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila. Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).
Dengan penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.
Di atas bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada dewi Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki melakukan praktek amoral mereka sebagai

II Korintus


Karena kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila. Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).
Dengan penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.
Di atas bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada dewi Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki melakukan praktek amoral mereka sebagai

II Korintus


Karena kurang mendapat sambutan di Atena (Kisah 17:23,30-34), Rasul Paulus berangkat ke Korintus yang terletak kira-kira 50 mil ke sebelah barat. Di sana ia tinggal hampir dua tahun (Kisah 18:11,18). Selama ia tinggal di sana, ia membiayai dirinya dengan bekerja sebagai pembuat tenda, bersama-sama dengan Akila dan Priskila. Kedua suami istri Yahudi ini mengungsi dari Roma karena perintah Kaisar Klaudius yang mengharuskan seluruh orang Yahudi keluar dari kota itu (Kisah 18:1-2).
Dengan penduduknya yang lebih dari 400,000, Korintus terkenal sebagai kota yang makmur. Kota ini menguasai jalur perdagangan laut timur/barat dan juga perdagangan darat utara/selatan. Korintus merupakan ibu kota Akhaya, sebuah propinsi Romawi dan salah satu kota terkemuka di Yunani.
Di atas bukit yang membentang ke arah Korintus terlihat sebuah kuil penyembahan kepada dewi Aphrodit, dewi cinta. Di kuil ini banyak kaum pelacur wanita maupun lelaki melakukan praktek amoral mereka sebagai

Galatia

Paulus mengalamatkan suratnya ini kepada jemaat-jemaat di Galatia (Galatia 1:2) termasuk Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra dan Derbe -- yakni kota-kota yang terletak di wilayah yang berbeda namun semuanya merupakan bagian dari propinsi Galatia yang dikuasai oleh kerajaan Romawi.
Dalam perjalanan pengabaran Injil Paulus ke wilayah ini, ia ditemani oleh Barnabas (Kisah 13 - 14). Namun dalam perjalanan pengabaran Injil yang kedua ke wilayah Galatia ini ia disertai oleh Silas (Kisah 15:40-41; 16:1-2,5-6).
Paulus mendengar kabar bahwa ada guru-guru palsu yang sedang mempengaruhi orang-orang percaya di wilayah itu yang mengajarkan bahwa mentaati hukum Musa, termasuk sunat dan merayakan hari raya-hari rayaYahudi harus dilakukan oleh setiap orang Kristen. Namun Paulus menjelaskan bahwa Tuhan Yesus Kristus, …. telah menyerahkan diriNya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini (Galatia 1:3-4), dan Paulus menegaskan pula jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia (Galatia 1:9). Tujuan atau

Epesus


Rasul Paulus tinggal di Korintus lebih dari satu tahun setengah (Kisah 18:11). Kemudian ia berlayar bersama dengan Akila dan Priskila ke Efesus dan meninggalkan mereka di sana untuk melanjutkan pelayanannya. Ia meneruskan perjalanannya ke Yerusalem untuk waktu yang singkat dengan maksud untuk memenuhi janjinya dan memberi salam kepada jemaat. Kemudian ia kembali ke pusat pelayanannya di Antiokhia selama mungkin setahun dan mengajarkan Firman Tuhan di sana (Kisah 18:18-22)..
Dalam perjalanan pengabaran Injilnya yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus dan selama dua tahun berkhotbah dan mengajar di sana (Kisah 19:1,8-10; 20:31). Selama ia tinggal di sana banyak orang bertobat dan memutuskan untuk meninggalkan penyembahan kepada Diana dan menjadi orang-orang Kristen yang sejati: Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan (tentang Yesus sebagai Juruselamat, Kristus yang dinyatakan dalam nubuatan) dan makin berkuasa (Kisah 19:20). Paulus juga memfokuskan perhatian kepada kekayaan kasih karunia Allah dan kemurahanNya yang besar yang telah menghidupkan kita di dalam

Epesus


Rasul Paulus tinggal di Korintus lebih dari satu tahun setengah (Kisah 18:11). Kemudian ia berlayar bersama dengan Akila dan Priskila ke Efesus dan meninggalkan mereka di sana untuk melanjutkan pelayanannya. Ia meneruskan perjalanannya ke Yerusalem untuk waktu yang singkat dengan maksud untuk memenuhi janjinya dan memberi salam kepada jemaat. Kemudian ia kembali ke pusat pelayanannya di Antiokhia selama mungkin setahun dan mengajarkan Firman Tuhan di sana (Kisah 18:18-22)..
Dalam perjalanan pengabaran Injilnya yang ketiga, Paulus tinggal di Efesus dan selama dua tahun berkhotbah dan mengajar di sana (Kisah 19:1,8-10; 20:31). Selama ia tinggal di sana banyak orang bertobat dan memutuskan untuk meninggalkan penyembahan kepada Diana dan menjadi orang-orang Kristen yang sejati: Dengan jalan ini makin tersiarlah firman Tuhan (tentang Yesus sebagai Juruselamat, Kristus yang dinyatakan dalam nubuatan) dan makin berkuasa (Kisah 19:20). Paulus juga memfokuskan perhatian kepada kekayaan kasih karunia Allah dan kemurahanNya yang besar yang telah menghidupkan kita di dalam

Filipi

Rasul Paulus sedang berada di Troas, di wilayah Asia Kecil, ketika ia menerima panggilan melalui suatu penglihatan untuk memberitakan Injil, Kabar Baik, ke wilayah Makedonia. Bersama-sama dengan dia adalah Lukas, Silas dan Timotius. Mereka naik ke sebuah kapal dan berlayar ke Neapolis. Ini merupakan perjalanan Paulus yang pertama ke Eropa dan juga merupakan kali yang pertama Injil dibertakan ke wilayah itu. Dari sana mereka berlayar menuju ke Filipi yang terletak kira-kira 10 mil. Filipi adalah kota pertama di bagian Makedonia ini, suatu kota perantauan orang Roma (Kisah 16:12).
Petobat pertama dalam pelayanan Paulus ini adalah Lidia, seorang wanita pengusaha dari Tiatira. Para pemilik seorang gadis yang dirasuk Setan yang disembuhkan dalam pelayanan Paulus ini menjadi marah sehingga menangkap Paulus dan Silas, lalu menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa......lalu membawa keduanya menghadap pembesar-pembesar kota itu,....... Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka

Kolose

Kota Kolose terletak di sebuah propinsi Romawi di Asia Kecil tepat di rute perdagangan timur-barat yang melintas dari Efesus ke Tarsus dan ke Siria. Sepanjang kita ketahui Paulus tidak pernah berkunjung ke Kolose namun dalam suratnya, Paulus menyebut orang-orang Kristen di Kolose sebagai saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose (Kolose 1:2).
Epafras yang disebut Paulus sebagai kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia .... melayani di kota itu. Mungkin ketika Paulus tinggal di Efesus, kira-kira lima tahun sebelumnya, ketika semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan (Kisah 19:10; Lihat juga Kisah 19:26) maka Filemon, Afia, Arkhipus, Epafras dan orang-orang lain datang kepada pertobatan. Mereka semuanya menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif di wilayah itu. Gereja di Kolose terdiri dari orang-orang Yahudi maupun dari bangsa kafir.
Tujuan dari surat ini adalah untuk menekankan keunggulan Kristus atas segala sesuatu: Karena di dalam

Kolose

Kota Kolose terletak di sebuah propinsi Romawi di Asia Kecil tepat di rute perdagangan timur-barat yang melintas dari Efesus ke Tarsus dan ke Siria. Sepanjang kita ketahui Paulus tidak pernah berkunjung ke Kolose namun dalam suratnya, Paulus menyebut orang-orang Kristen di Kolose sebagai saudara-saudara yang kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose (Kolose 1:2).
Epafras yang disebut Paulus sebagai kawan pelayan yang kami kasihi, yang bagi kamu adalah pelayan Kristus yang setia .... melayani di kota itu. Mungkin ketika Paulus tinggal di Efesus, kira-kira lima tahun sebelumnya, ketika semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan (Kisah 19:10; Lihat juga Kisah 19:26) maka Filemon, Afia, Arkhipus, Epafras dan orang-orang lain datang kepada pertobatan. Mereka semuanya menjadi saksi-saksi Kristus yang efektif di wilayah itu. Gereja di Kolose terdiri dari orang-orang Yahudi maupun dari bangsa kafir.
Tujuan dari surat ini adalah untuk menekankan keunggulan Kristus atas segala sesuatu: Karena di dalam

I Tesalonika

Rasul Paulus dipimpin oleh Roh Kudus ke Tesalonika pada perjalanan pengabaran Injil yang kedua. Tesalonika adalah ibu kota dari Makedonia (Yunani bagian utara) dan merupakan kota pelabuhan yang makmur. Beberapa orang Yahudi dan banyak dari orang-orang Yunani menjadi percaya dan menerima firman Allah yang diberitakan itu (I Tesalonika 2:13) dan sebuah gereja berhasil didirikan di sana.
Karena mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan mengenal atau memahami firman Allah,

II Tesalonika

Rasul Paulus dipimpin oleh Roh Kudus ke Tesalonika pada perjalanan pengabaran Injil yang kedua. Tesalonika adalah ibu kota dari Makedonia (Yunani bagian utara) dan merupakan kota pelabuhan yang makmur. Beberapa orang Yahudi dan banyak dari orang-orang Yunani menjadi percaya dan menerima firman Allah yang diberitakan itu (I Tesalonika 2:13) dan sebuah gereja berhasil didirikan di sana.
Karena mengalami tantangan yang cukup besar maka Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika dan berangkat ke Berea dan di sana ia disambut dengan baik. Namun tak lama kemudian beberapa orang Yahudi yang fanatik datang dari Tesalonika dan menentangnya. Karena itu ia berangkat ke Atena dan di sana ia harus berhadapan dengan kaum intelektual yang menyambutnya secara dingin sehingga di kota itu ia tidak melihat hasil yang besar dalam pelayanannya. Dari sana ia berangkat ke Korintus (Kisah 17:15-17; 18:1; I Tesalonika 3:1).
Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, Paulus menunjukkan bahwa satu-satunya cara untuk mengenal kesesatan dan mengalahkan kejahatan adalah dengan mengenal atau memahami firman

I Timoteus

Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).
Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.
Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).
Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus

I Timoteus

Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).
Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.
Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).
Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus

I Timoteus

Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).
Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.
Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).
Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus

II Timoteus

Di dalam kedua surat yang dialamatkan kepada Timotius ini, Paulus menekankan pentingnya Kitab Suci dalam penyembahan atau ibadah kepada Allah maupun untuk kehidupan yang berkenan kepadaNya. Kemudian dalam surat ini Paulus pula menekankan tentang syarat-syarat penting atau kualifikasi para penatua dan diaken yaitu antara lain agar mereka terdidik dalam soal-soal pokok iman kita ...dan ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (I Timotius 4:6; 6:3).
Di dalam suratnya yang pertama ini Paulus menegaskan: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Timotius 2:5). Paulus menasihatkan atau mendorong Timotius agar tetap setia kepada Kristus dan firmanNya.
Menjelang kematiannya, Paulus menulis suratnya yang kedua kepada Timotius yang juga merupakan suratnya yang terakhir yang ditulisnya ketika ia berada di penjara di Roma (II Timotius 4:6-7).
Paulus kembali mendorong Timotius yang dikasihinya agar menjadi kuat oleh kasih karunia dalam Kristus

Titus


Paulus telah meninggalkan Titus di pulau Kreta, dan surat ini dikirimkan kepadanya dengan maksud memberi pejunjuk supaya ia dapat mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya ia menetapkan penatua-penatua di setiap kota (Titus 1:5). Kemudian Roh Kudus melalui Paulus mengemukakan tentang syarat-syarat bagi seorang penatua (pelayan Injil).
Syarat-syarat khusus bagi para pemimpin rohani harus dituruti secara saksama. Sekarang ini sebagaimana pada abad pertama, sikap mengabaikan satu syarat akan membawa konsekuensi yang dahsyat bagi merekaatau jemaat yang mengabaikannya. Surat kepada Titus ini menekankan agar para pemimpin gereja ini harus tidak bercacat cela dan tetap setia kepada firman Tuhan (Titus 1:6-9). Ia juga mengingatkan bahwa banyak orang yang mengaku diri guru-guru tetapi sebenarnya adalah penyesat-penyesat yang mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik (Titus 1:16).
Paulus memberikan petunjuk bahwa lelaki yang lebih tua harus mengajar yang lebih muda dan mengajar

Filemon

Paulus menulis surat ini kepada Filemon yang mungkin adalah seorang Kristen yang berpengaruh di Kolose dan juga adalah petobat yang dimenangkan oleh Paulus dalam pelayanannya.
Onesimus seorang budak milik Filemon bertobat juga di bawah pelayanan Paulus dan rupanya ia telah melarikan diri dari rumah Filemon lalu bertemu dengan Paulus. Oleh karena Onesimus adalah orang Kristen maka ia setuju untuk kembali kepada majikannya di Kolose itu. Karena itu surat yang indah ini bermaksud mendorong Filemon agar menerima kembali Onesimus bukan sebagai seorang budak yang telah melarikan diri melainkan sebagai saudara yang dikasihi dalam Tuhan sama seperti sikap yang diperlihatkannya dalam menerima Paulus (Filemon 1:16-17).
Pokok pikiran utama dalam surat ini adalah bahwa Kristus telah menciptakan semua manusia sama dan semuanya indah di hadapan Dia. Karena itu semua orang baik kaya atau miskin, kuat atau lemah harus

Ibrani

Telah lazim dipercayai bahwa Paulus menulis surat ini sementara ia tinggal di rumah sewaan di Roma (Kisah 28:30), kira-kira 10 tahun sebelum kehancuran Yerusalem oleh Titus, panglima tentara Romawi pada tahun 70 Masehi. Namun penulis yang sebenarnya dari setiap kitab dalam Alkitab ini adalah Roh Kudus yang telah mengilhamkan firmanNya kepada manusia. Surat Ibrani berisi 29 kutipan langsung dan 53 kutipan tak langsung dari Perjanjian Lama.
Keunggulan Kristus merupakan pokok utama dari ke lima fasal yang pertama dari surat Ibrani ini. Allah .....pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. ....jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, nabi-nabi, imam-imam, Musa dan Taurat: Karena itu harus lebih teliti kita memperhatikan apa yang telah kita dengar tentang Dia dan firmanNya (Ibrani 1:1-2,4; 2:1; Lihat Ibrani 3:3; 7:21-27).
Penulis Ibrani sangat menjunjung tinggi firman yang tidak mengandung kesalahan: Sebab firman Allah hidup

Yakobus

Penulis surat ini memperkenalkan dirinya sebagai Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus (Yakobus 1:1).
Setelah kelahiran Yesus dari seorang perawan, Maria melahirkan anak-anak lain denganYusuf sebagai suaminya. Salah satu dari anak-anaknya ini bernama Yakobus (Matius 13: 55; Markus 6:3). Ia tidak termasuk salah satu dari kedua belas rasul (Matius 10:2-4), namun kemudian disebutkan sebagai penatua yang pertama memimpin gereja di Yerusalem (Kisah 12:17). Paulus menyebutnya sebagai Yakobus, saudara Tuhan Yesus (Galatia 1:19).
Para utusan yang datang dari jemaat Yerusalem ke Antiokhia disebut datang dari kalangan Yakobus (Galatia 2:12); dan Paulus melaporkan kepada Yakobus secara terperinci tentang apa yang dilakukan Allah di antara bangsa-bangsa lain oleh pelayanannya (Kisah 21:18-19).
Dalam surat ini, Yakobus sering mengutip Perjanjian Lama untuk menguatkan beritanya. Kemudian ia

I Petrus

Ketika menulis kedua surat ini, Petrus mentaati dan melaksanakan dua perintah khusus yang diberikan kepadanya oleh Yesus sendiri -- yakni untuk menguatkan saudara-saudaramu (Lukas 22:32) dan menggembalakan domba-dombaKu (Yohanes 21:17).
Petrus menyebut dirinya sebagai rasul Yesus Kristus.....dan sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus (I Petrus 1:1; 5:1), dan juga ia mengatakan bahwa ia mengirimkan surat ini dari Babilon (I Petrus 5:13). Surat ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen yang telah mengungsi dan yang telah meninggalkan negeri mereka karena penganiayaan yakni orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia dan Bitinia (I Petrus 1:1). Selama 2000 tahun ini, orang-orang Kristen telah mengalami dan melintasi banyak penderitaan dan penganiayaan, sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya (I Petrus 2:21).
Pokok yang disoroti dalam surat Petrus yang pertama adalah mengenai pentingnya Firman Allah sebagai Pedoman bagi kehidupan kita dalam Kristus: Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih